SOLOPOS.COM - Ilustrasi wanita stres. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Stres adalah kondisi di mana seseorang merasa khawatir atau sedang ketegangan mental yang disebabkan oleh situasi sulit. Lalu apakah jika seseorang stres maka dapat rentan untuk sakit? Simak ulasannya di info sehat ini.

Kondisi ini merupakan tanggapan alami manusia yang mendorong untuk menghadapi tantangan dan ancaman dalam hidup.  Namun  sayangnya hal ini merupakan fakta yang tak bisa dihindari.

Promosi BRI Kenalkan Berbagai Inovasi Unggulan di Kick-Off BUMN AI Center of Excellence

Dilansir dari health.clevelandclinic.com pada Jumat (7/6/2024) seorang psikolog klinis, Adam Borland, PsyD, mengatakan bahwa sejumlah stres tertentu dapat membantu seseorang tetap waspada. “Mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang masih bisa dikelola membantu mempersiapkan kita untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari,” kata Dr. Borland.

Selain itu mempertimbangkan situasi menyulitkan juga dapat membantu untuk menemukan solusi dari permasalahan. Seseorang mungkin meluangkan waktu untuk mengkhawatirkan permasalahan pada saat ini ‘di dalam kepala’ untuk membantu melihat masalah dari perspektif lain.

“Namun kekhawatiran menjadi masalah ketika ia mulai mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan hal yang ingin dilakukan atau harus dilakukan,” kata Dr. Borland.

Ketika kekhawatiran mulai membuat seseorang terjaga di malam hari atau membuat mereka menenangkan diri dengan makanan atau alkohol, hal itu dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Kekhawatiran jangka panjang juga membuat masalah di dalam tubuh seseorang yang mungkin tak diketahui. “Selama masa stres fisik atau emosional, sistem saraf simpatik tubuh diaktifkan,” kata Dr. Borland.

Ini menghasilkan apa yang disebut reaksi fight-or-flight, dimana tubuh bersiap untuk mempertahankan diri secara fisik dari ancaman, atau melarikan diri. Salah satu alasan untuk respons fisik ini adalah pelepasan kortisol.

Kortisol adalah hormon yang memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan glukosa, sejenis gula yang menyediakan energi untuk otot. Otot membutuhkan glukosa ketika mereka akan melawan atau melarikan diri dari predator.

Kortisol juga menekan produksi insulin dan mempersempit arteri. Setelah ancaman berlalu, kadar kortisol biasanya kembali normal, dan tubuh pulih dari efeknya. Tetapi ketika stres menjadi kronis, kadar kortisol tetap tinggi. Dan dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan masalah gastrointestinal kronis seperti sindrom iritasi usus.

Meski begitu, kabar baiknya adalah seseorang bisa menghindari masalah yang berkaitan dengan stres kronis dengan mengetahui bagaimana cara mengatur stres mereka.  Dokter Borland merekomendasikan beberapa langkah untuk membantu menghadapi stres seperti berolahraga setiap hari, meditasi dan melakukan teknik relaksasi nafas, makan makanan sehat, selalu terhubung dengan orang terdekat, mengikuti aktivitas sosial, bersyukur, dan jika diperlukan berdiskusi dengan dokter untuk perawatan kesehatan mental.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya