SOLOPOS.COM - Ilustrasi tidur terlalu larut. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Berdasarkan hasil penelitian terbaru diketahui tidur terlalu larut malam berpengaruh terhadap kesehatan mental. Padahal tidak sedikit orang melakukan kebiasaan buruk ini dengan berbagai alasan. Agar terhindar dari gangguan tidur, simak ulasannya di info sehat ini.

Banyak orang melakukan kebiasaan buruk ini disebabkan oleh berbagai alasan seperti menyelesaikan pekerjaan, gangguan tidur, hingga menonton layar HP. Terlebih jika seseorang tidur di atas jam satu malam maka hal ini dapat meningkatkan risiko tinggi mengembangkan masalah mental, entah seseorang adalah orang yang bangun pagi atau terjaga di malam hari.

Promosi BRI Dorong Pemasaran Aset Bermasalah Melalui Platform Digital

Pada penelitian ini ditemukan bahwa orang yang tidur sebelum jam satu malam secara umum lebih sehat secara mental, dengan laporan kasus mental lebih sedikit, perilaku, dan gangguan neurodevelopmental, depresi serta, generalized anxiety disorder (gangguan kecemasan umum), dikutip dari medicalnewtoday.com pada Jumat (7/6/2024).

Penemuan mengejutkan dari penelitian ini adalah ketika orang yang suka tidur larut setelah jam satu malam, yang mana menjadi sesuai dengan kronotipe mereka, mengalami kesehatan mental yang paling buruk. Kelompok dengan diagnosa kesehatan mental paling sedikit adalah orang-orang pagi yang tidur sebelum jam 01.00 pagi.

Para peneliti menganalisis data untuk dari orang dewasa yang tinggal di keresidenan dalam UK Biobank. Penelitian kohort terdiri dari 73.888 orang, di mana 56% adalah perempuan. Rata-rata usia peserta adalah 63,5 tahun, dan mereka tidur rata-rata tujuh jam per siklus tidur harian. Penelitian ini dipublikasikan pada Psychiatry Research.

Penulis senior penelitian, Jamie Zeitzer, PhD, profesor psikiatri dan pengobatan tidur di Universitas Stanford, mengutip teori yang disebut The Mind After Midnight, yang menyarankan bahwa otak bekerja secara berbeda saat larut malam, yang dapat berdampak pada kesehatan mental.

“Kami berpikir bahwa hal ini berkaitan dengan orang-orang yang merasa terisolasi ketika terjaga larut malam, sehingga mereka kekurangan batasan dan dukungan yang datang dengan sosialisasi atau bahkan mengetahui bahwa ada orang lain yang juga terjaga,” jelas Zeitzer kepada Medical News Today.

“Teori ini didukung oleh sains tentang tidur,” kata peneliti asosiasi di Franks-Wisden Lab di Imperial College London  Sara Wong, PhD. Kendati demikian Wong tidak terlibat dalam studi baru ini.

Wong mencatat bahwa tidur larut di dunia modern sering kali mengakibatkan pembatasan durasi total tidur. “Hal ini terutama mempengaruhi tidur gerakan mata cepat [REM], yang paling sering terjadi dengan peningkatan bertahap selama paruh kedua malam hari,” katanya kepada Medical News Today.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya