SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Merawat bayi yang baru lahir membutuhkan kehati-hatian yang ekstra. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat merawat new born baby tersebut.

Saat bayi berada dalam kandungan, mereka masih mendapatkan perlindungan dari sistem imun sang ibu sehingga menurunkan risiko terkena penyakit. Namun, ketika sudah lahir menjadi lebih rentan terserang gangguan kesehatan karena sistem tubuh yang masih lemah.

Promosi Selamat! BRI Sabet 2 Penghargaan Internasional dari The Asset Triple A

Dilansir Bisnis dari National Childbirth Trust (NCT) dan its My Health, bayi baru lahir yang tidak mendapatkan penangan benar, dapat berisiko tinggi terkena kolik, anemia, oral trush, masalah kulit, distraksi perut, dan penyakit kuning.

Karena itu, peran ibu maupun ayah sangat perlu memberikan perlindungan kesehatan bagi anak. Di antaranya, memahami tentang perawatan dasar seperti memperhatikan kebersihan kulit atau tali pusar. Orang tua juga harus mengerti cara pencegahan terhadap infeksi pada bayi.

Namun, bagi orang tua baru melakukan perawatan bayi menjadi hal yang terasa sulit. Akhirnya, tidak sedikit dari mereka yang mengalami gangguan mental khususnya para ibu. Mulai sekarang, Anda tidak perlu khawatir karena Bisnis.com sudah merangkum tips untuk mempermudah memahami perawatan bayi.

Tips Menjaga Kesehatan Bayi

  1. Mengganti popok

Bayi baru lahir memiliki kulit yang lebih sensitif, sehingga rentan mengalami masalah kulit seperti ruam popok dan ruam panas. Kondisi ini membuat bayi menjadi tidak nyaman dan rewel karena kulit terasa kering, gatal, serta teriritasi.  Ruam pada bayi biasanya disebabkan beberapa faktor berikut

  • Gesekan pada area popok
  • Infeksi jamur
  • Infeksi bakteri
  • Reaksi alergi
  • Saat buang air kecil maupun besar, kotoran menyentuh kulit dalam jangka waktu lama
  • Kelembaban di area popok bayi

Karena itu, bagi orang tua harus memperhatikan kebersihan popok bayi untuk mencegah ruam. Mulai sekarang, Anda bisa menggunakan popok sekali pakai dan gantikan popok sekitar 10 hingga 12 kali sehari. Adapun tindakan lain untuk mengatasi ruam, simak berikut ini.

  • Gunakan sabun, tisu, dan lotion yang bebas pewangi dan pewarna.

Produk kulit sensitif biasanya tidak mengandung alkohol dan bahan kimia lain yang dapat mengiritasi kulit. Jika produk-produk ini bekerja dengan baik, Anda dapat mulai menambahkan satu produk wewangian dan lihat bagaimana respons kulit bayi.

  • Bersihkan are popok dengan lembut

Bagi orang tua yang ingin mengganti popok bayi, lakukanlah secara lembut dan hindari penekanan berlebih untuk mencegah gesekan pada kulit. Anda bisa menggunakan air hangat, kain lembut, atau tisu bayi untuk membersihkan area popok. Selain itu, pastikan jenis sabun atau tisu yang dipakai tidak mengandung alkohol untuk mengurangi risiko iritasi kulit bayi.

  • Gunakan krim penghalang

Krim penghalang dapat melindungi kulit bayi dari infeksi bakteri dan jamur akibat urine dan tinja. Karena itu, saat mengganti popok bayi pastikan untuk mengoleskan krim penghalang yang mengandung zinc oxide pada area kulit.

  1. Vaksinasi

Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, wajib imunisasi yang bertahap pada bayi baru lahir hingga usia 18 tahun. Hal ini bertujuan untuk melindungi buah hati pada masa tumbuh kembangnya dari serangan berbagai penyakit berbahaya.

Imunisasi dilakukan dengan menyuntikkan virus yang telah dilemahkan ke anak. Nantinya, cairan ini bekerja dengan membentuk antibodi alami untuk menyerang balik virus dalam tubuh.

Berikut daftar imunisasi yang harus didapat bayi baru lahir. • Hepatitis B

  • Polio
  • BCG
  • DPT
  • PCV
  • Rotavirus
  • Campak
  1. Pemberian ASI eksklusif

Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka ibu yang pernah menyusui anak di Indonesia cukup tinggi yaitu 90%, tetapi hanya sedikit yang memberikan secara eksklusif selama 6 bulan yaitu hanya sekitar 20%. Kondisi ini dapat membuat bayi mengalami kekurangan nutrisi dan mengganggu tumbuh kembangnya.

Karena itu, para ibu dianjurkan memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan tanpa bantuan suplementasi makanan maupun minuman lain. Namun, setelah 6 bulan ASI tetap harus diberikan sampai anak berusia dua tahun, tetapi disertai dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

  1. Pemberian tummy time pada bayi

Tummy time merupakan suatu latihan untuk bayi, dengan memposisikan bayi bertumpu pada perut atau tengkurap. Dalam posisi ini, bayi berlatih menggunakan tangan untuk meraih sesuatu.

Latihan yang dilakukan secara rutin, dapat meningkatkan kemampuan motorik bayi. Karena itu, orang tua dianjurkan melakukan tummy time sebanyak 2 -3 kali dalam sehari selama 3 – 5 menit.

Penelitian yang dilakukan Jurnal Kesehatan Siliwangi menemukan, tummy time berpengaruh pada kemampuan motorik salah satunya kemampuan bayi mengangkat kepala. Adapun beberapa perkembangan motorik lain, seperti kemampuan untuk menggerakkan lengan dan kaki saat tengkurap.

  1. Mencuci tangan sebelum memegang bayi

Bayi baru lahir sangat rentan terserang penyakit akibat bakteri dari luar. Maka dari itu, orang tua harus memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.

Misalnya, ketika ada keluarga atau teman yang berkunjung ajaklah untuk mencuci tangan sebelum berkontak fisik dengan anak. Hal ini menjadi langkah pencegahan penyebaran bakteri penyebab infeksi.

Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan kebersihan barang yang digunakan bayi. Di antaranya tempat tidur, bantal, pakaian, mainan, hingga alat makan atau botol susu. Mulai sekarang, bersihkan semua barang menggunakan air hangat dan sabun khusus bayi untuk mencegah pertumbuhan jamur.

  1. Menjaga suhu tubuh bayi

Bayi baru lahir belum bisa menyesuaikan suhu tubuhnya seperti orang dewasa. Kondisi inilah yang membuat mereka rentan terhadap penyakit akibat udara panas, seperti ruam kulit, dehidrasi, dan sengatan panas.

Beberapa ahli menyatakan, ruangan yang mempunyai suhu dingin dan berventilasi baik dapat membantu meningkatkan kualitas tidur bayi dan mengurangi risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Namun, ruangan terlalu dingin juga memicu bayi mengalami gangguan pernapasan, pembekuan darah, dan dapat berujung pada kematian.  Karena itu, orang tua wajib memperhatikan suhu ruangan bayi. Aturlah pendingan ruangan hanya di kisaran angka 23 – 26°C. Pastikan juga agar bayi menggunakan pakaian yang hangat, berikan minimal dua lapis baju ketika suhu dingin.

  1. Memandikan bayi

Orang tua tidak disarankan memandikan bayi berlebihan karena dapat membuat kulit kering dan menimbulkan ketidaknyamanan. Bayi hanya perlu dimandikan sebanyak tiga kali seminggu dalam satu tahun pertamanya. Namun, tetap harus membersihkan bagian tubuh setiap hari.



Orang tua juga wajib menghindari memandikan bayi setelah menyusu. Karena, dapat menyebabkan bayi muntah akibat perut masih terisi penuh. Selain itu, pastikan untuk tidak memandikan ketika tali pusar masih basah.

Anda bisa membersihkan bayi dengan membasuh badannya menggunakan waslap atau spons mandi.

  1. Cek kesehatan secara teratur

Setiap orang tua harus melakukan pengecekan kesehatan bayi secara rutin ke dokter. Pemeriksaan ini guna mengawasi pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta memastikan si kecil menerima imunisasi sesuai usianya. Adapun tes kesehatan yang harus dilakukan saat bayi baru lahir.

Di antaranya, tes APGAR, tes fisik, tes mata, tes pendengaran, tes reflek, dan tes bercak darah.

  • Tes APGAR atau Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration, dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada bayi. Biasanya, dokter mengukur skor APGAR sebanyak 2 kali, yaitu di menit pertama dan 5 menit setelah kelahiran.
  • Tes fisik dilakukan secara lengkap pada 24 jam pertama. Pemeriksaan meliputi organ jantung, paru-paru, perut, telinga, mulut, pinggul, tulang belakang, dan bokong.
  • Tes mata, dilakukan untuk mengetahui apakah bayi terkena katarak atau infeksi lainnya. Tes ini menggunakan oftalmoskop dengan memfokuskan refleks merah pada pupil.
  • Tes pendengaran, bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gangguan pendengaran pada bayi.
  • Tes refleks, dilakukan untuk memastikan refleks makro yaitu respon terhadap suara atau bunyi yang mengejutkan.
  • Tes bercak darah, dilakukan dengan mengambil sampel darah bayi untuk mengidentifikasi beberapa kondisi kesehatan yang serius.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Ibu Wajib Tahu, Ini Tips Menjaga Kesehatan Bayi Baru Lahir”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya